Jumat, 28 Oktober 2011

Semangat Berkurban

DENGAN SEMANGAT BERQURBAN KITA MANTAPKAN

KEIMANAN DAN KETAQWAAN DALAM RANGKA

MENYONGSONG ERA TINGGAL LANDAS


 

Oleh :

Prof.Dr. Abdullah Ali, MSc

(Rektor Universitas Syiah Kuala)


 

السلا م عليكم ورحمة الله وبركاته


 

الله اكبر, الله اكبر, الله اكبر الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا لا اله الا الله والله اكبر, الله اكبر ولله الحمد

الحمد لله احمده سبحانه وتعالى على نعمه الغزار, اشكره على قسمه المدرار. واشهد ان لا اله الا الله وحده لاشريك له, واشهد ان سيدنا محمدا عبده ورسو له النبي المختار. صلى الله على سيدنا محمد وعلى اله الاطهار واصحا به الاخيار, وسلم تسليما كثيرا. ايها الناس اتقوا الله رب العالمين, فالتقوى وصية الله للاولين والاخرين, وشعار المؤمنين ودثارالمتقين.


 

Marilah di Idul Adha 10 Dzulhijjah 1411 H yang penuh berkah dan maghfirah ini terlebih dahulu kita memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang dengan berkah dan inayah yang dilimpahkanNya kepada Bangsa dan Tanah Air yang kita cintai inilah maka kita dapat mengecap rahmat dan nikmat kemerdekaan yang telah membawa kemajuan di segala bidang pembangunan bangsa dan Negara kita lahir batihn. Dengan limpahan rahmat dan karunia-Nya pulalah khususnya pada hari ini seluruh kaum Muslimin Indonesia dapat merayakan Idul Adha 1411 H ini dengan penuh khusuk dan tadharruk di bawah naungan dan ridho dari Allah SWT.

Salawat dan salam marilah kita peruntukkan bagi junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabat beliau yang dengan perjuangan hidupnya yang penuh dengan berbagai cobaan dan tantangan yang amat berat, yaitu dalam mengajar umat manusia untuk membina akhlak yang terpuji, maka kita selaku kaum muslimin telah senantiasa beroleh petunjuk untuk tetap berpegang kepada Al-quran dan Al-hadits dalam mengisi pembangunan keluarga kita masing-masing selaku umat Islam dan pembangunan bangsa dan Tanah Air kita untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.


 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd!


 

Kemarin, pada tanggal 9 Dzulhijjah, berjuta-juta kaum muslimin dari seluruh penjuru dunia, baik pria maupun wanita dari segala ras, warna kulit, yang berbeda dalam budaya dan adapt-istiadat serta berbicara dalam berbagai bahasa yang berlainan, serta berasal dari Negara, sejak matahari tergelincir hingga terbenam di ufuk barat berkumpul untuk wuquf di 'Arafah, yaitu berhenti di sana dan memanjatkan do'a ke hadirat Allah SWT dalam rangka menunaikan rukun haji.

Syukur alhamdulillah, dalam haji tahun 1411 H ini Kepala Negara kita, Bapak Presiden Soeharto beserta seluruh anggota beliau, berada di kalangan puluhan ribu jemaah haji Indonesia dalam memperoleh rahmat dan kemudahan dari Allah SWT untuk menunaikan ibadah haji. Marila kita panjatkan do'a ke hadirat Ilahi, semoga beliau beserta keluarga dan seluruh masyarakat Indonesia yang menunaikan ibadah haji tahun ini memperoleh pahala haji mabrur dan selamat sentosa sehat walafiat baik selama menunaikan ibadah haji di Tanah Suci maupun dalam perjalanan pulang ke Tanah Air untuk kembali berada di tengah-tengah kita dengan tiada kurang suatu apapun jua.

Ibadah haji merupakan kewajib atas manusia yang mampu sesuai firman Allah SWT dalam Surat Ali Imran ayat 97, yaitu :


Artinya : "Dan telah diwajibkan atas semua manusia mengerjakan ibadah haji, yaitu bagio siapa yang sanggup melakukan perjalanan ke sana".


 

Atas dasar keimanan dan kemampuanm, kita selalu seorang Muslim menyisihkan sebagian dari rezeki kita agar sekali dalam seumur hidup dapat melakukan perjalanan ke Tanah Suci untuk memenuhi panggilan Allah SWT. Di sana selama beberapa hari kita menanggalkan semua status ekonomi sosial kaya-miskin atau derajat kedudukan, baik sebagai pemimpin negara, ilmuwan, alim ulama maupun rakyat biasa. Dengan berpakaian ihram yang terdiri atas dua helai kain yang tidak berjahit yang bentuk dan warnanya seragam setiap Muslim meninggalkan semua kemudahan dan kesenangan serta kesibukan sehari-hari di negeri masing-masing untuk mengagungkan asma Allah, semata-mata karena dorongan keimanan kepada-Nya.


 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd!


 

Ribuan hikmah yang dikandung ibadah haji dan Idul Qurban mempunyai kaitan dengan ribuan hikmah yang dikandumg oleh ibadah-ibadah lainnya, terutama shalat, puasa dan zakat. Hikmah yang utama ialah berupa nilai pendidikan yang sangat tinggi maknanya, yaitu perintah Allah SWT agar kita mengorbankan sebagian harta yang kita miliki guna kita sumbangkan bagi pembinaan masyarakat. Pengorbanan Nabi Ibrahim AS dapat hendaknya senantiasa kita jadikan teladan untuk terus kita hidupkan hikmahnya. Semata-mata karena keimanan dan ketaqwaannya yang tidak tergoyahkan kepada Allah SWT, Nabi Ibrahim AS sangan tabah menerima cobaan dari Allah. Cobaan tersebut berupa perintah dari Allah SWT agar NAbi Ibrahim mengorbankan putra beliau yang sangat dikasihinya yaitu Nabi Ismail AS Allah SWT menerangkan betapa besar dan betapa mulianya nilai pengorbanan Nabi Ibrahim AS yang terkenal ini dalam Al-Qur'an, yaitu dalam surat As Shaffaat ayat 99-108. kami kutip di sini empat diantaranya, yaitu ayat-ayat 105-108 :



 


 


 


 


 


 


 


 


 

Atinya : "(Cukuplah demikian). Kamu telah melaksanakan mimpi itu. Demikian kami memberi ganjaran kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya itu suatu ujian yang nyata (beratnya). Dan kami tebus Ismail dengan seekor sembelihan yang besar. Dan kami tinggalkan nama baik Ibrahim kepada generasi yang akan datang".


 

Landasan dari ibadah berqurban yang dilaksanakan sejak selesainya shalat Idul Adha (10 Dzulhijjah) sampai berakhirnya hari-hari tasyrik (11-13 Dzulhijjah) dalam hubungan dengan ibadah haji dan peringatan serta perayaan Idul Adha ialah semata-mata berupaya keimanan dan upaya meningkatkan mutu kita kepada Allah SWT. Hikmah yang dikandungnya ialah upaya pemantapan kesetiakawanan sosial, khususnya perhatian yang besar yang dicurahkan kepada anak yatim, fakir miskin dan kaum dhuafa.


 

Senantiasalah agar kita ingat pula, bahwa hikmah ibadah berqurban perlu kita hidupkan dalam setiap kehidupan pribadi dan masyarakat bukan saja hanya dalam bulan Dzulhijjah, tetapi pula dalam bulan-bulan lain sepanjang tahun. Hal itu disebabkan di dalam rezeki dan harta dianugerahkan Allah SWT kepada kita ada hak anak yatim, fakir miskin dan mereka lainnya yang sangat membutuhkan pertolongan. Oleh karena itu setiap muslim yang berkemampuan senantiasa perlu menyumbangkan hartanya untuk berbagai keperluan masyarakat demi kesempurnaan ibadahnya, kemantapan imannya serta peningkatan mutu taqwanya kepada Allah SWT. Nas tentang pentingnya kita memperhatikan hal ini ialah firman Allah SWT, antara lain dalam surat Ali Imran ayat 92 :


Artinya : "Kamu tidak sekali-kali akan memperoleh kabajikan yang sempurna, kecuali setelah kamu memberikan dan mengorbankan sebagian harta yang kamu cintai".


 

Begitu pentingnya kedudukan dan hikmah qurban dalam Islam bagi pembangunan masyarakat, sehingga ia mempunyai hubungan pula dengan shalat seseorang, sesuai maksud sebuah hadits Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah :

من كان له سعت ولم يضح فلا يقربنّ مصلانا

Artinya :"Barangsiapa yang ada kelapangan baginya (untuk berqurban), dan dia tidak melaksanakannya, maka janganlah ia menghampiri tempat shalat kami".


 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd!


 

Syukur alhamdulillah, berkat karunia dan rahmat Allah SWT dengan berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bangsa kita telah berhasil menyatukan kehendak melalui GBHN untuk menyingsingkan lengan baju, mencurahkan segenap imajinasi, motivasi, dan inovasi, bekerja keras mengisi pembangunan bangsa dan Negara kita di segala bidang, baik fisik maupun rohani. Sungguh banyak sekali hasil pembangunan yang telah kita peroleh dan telah sangat meningkatkan kemakmuran bangsa dan Negara kita di segala bidang lahir dan batin serta yang senantiasa kita harus syukuri.

Berkat segala keberhasilan pembangunan bangsa kita itu perhatian khusus kita sekarang tertuju kepada persiapan menghadapi era tinggal landas yang akan berlangsung dalam Pembangunan Jangka Panjang 25 tahun kedua. Era tinggal landas ialah era pembangunan selanjutnya yang sangat menentukan. Setelah itu insya Allah, kita tidak akan kembali lagi ke masa sulit yang pernah kita alami di segala bidang dan telah berhasil kita tanggulangi di masa lalu, khususnya selama proses yang sulit dalam upaya menegakkan kemerdekaan bangsa kita. Era tinggal landas yang akan segera kita jelang sekarang akan berlangsung seiring dengan perubahan-perubahan yang mendasar dalam tatanan pergaulan dunia internasional. Segala kecanggihan yang silih berganti ditemui dan diaplikasikan dalam berbagai aktifitas kehidupan manusia di seluruh dunia setiap hari, yaitu sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mempunyai dampak global, baik ditinjau dari segi politik, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, komunikasi, informasi, pertahanan dan lain-lain. Disatu pihak globalisasi yang mewarnai akhir abad ini dan awal abad mendatang akan mendatangkan berbagai keuntungan dan kemudahan bagi kehidupan manusia. Namun di lain pihak akan menyebabkan dunia terasa menjadi sempit dan makin menyesakkan dengan berbagai masalah. Bangsa dan Negara kita tentu akan terus berusaha menangkis segala hal yang negative yang mungkin merugikan kita dan memanfaatkan segala hal yang positif apabila menguntungkan pembangunan bangsa ini. Diantara hal yang perlu kita perhatikan ialah percepatan yang eksponensial dalam pasokan informasi dari Negara-negara yang lebih dulu mengalami kemajuan teknologi dan industri ke Negara-negara dunia ketiga yang pada umumnya dapat merupakan kesempatan baru yang mendorong pembangunan. Tetapi hal itu juga dapat merupakan problema baru di Negara-negara dunia ketiga tersebut, bila masing-masing tidak siap memanfaatkan yang positifnya serta tidak memiliki kemampuan yang efektif untuk menangkis dampak negatifnya.


 

Bagi kita bangsa Indonesia kesempatan untuk menyongsong dan memasuki era tinggal landas dimungkinkan oleh hasil-hasil pembangunan yang telah kita peroleh perlu kita antisipasi dengan penuh rasa syukur ke hadirat Allah SWT dengan penuh harapan dan dengan persiapan yang tangguh. Era Allah, akan membawa kemajuan lebih besar lagi dalam pembangunan di segala bidang lahir dan batin, dunia akhirat, dan membawa peluang bagi kita untuk mencapai kesetaraan dengan Negara-negara manapun yang paling maju yang menggunakan teknologi canggih di dunia. Karena itu kita harus peka dan harus memiliki wawasan yang luas serta tepat tentang berbagai efek positif globalisasi yang perlu kita manfaatkan. Sementara itu kita harus pula perlu memiliki kemampuan membina daya tangkal yang efektif tentang berbagai kemungkinan efek globalisasi yang mungkin terjadi. Dibarengi oleh terus meningkatnya mutu, jumlah dan keanekaragaman hasil positif berbagai usaha pembangunan, insya Allah era tinggal landas kita mudah-mudahan akan mengantarkan bangsa dan Negara kita ke tingkat pembangunan dan kemakmuran yang jauh lebih tinggi serta makin terus merata sesuai tujuan pembangunan nasional kita berlandaskan Pancasila dan UUD '45.


 

Diantara dampak positif pembangunan, telah besar jumlah masyarakat kita yang tadinya hidup dalam keadaan miskin sudah bebas dari kemiskinan. Namun, seperti diutarakan oleh Bapak Presiden dalam pidato kenegaraan tanggal 16 Agustus 1990, jumlah masyarakat kita yang miskin masih besar. Oleh karena itu sehubungan dengan upaya kita membina dan memantapkan keimanan serta ketaqwaan kita kepada Allah SWT maka kita selaku kaum muslimin senantiasa harus membina semangat berqurban dan semangat menyumbangkan harta yang kita miliki berapapun besarnya sumbangan itu, untuk membantu sebahagian masyarakat kita yang masih dan sangat membutuhkan pertolongan itu.


 

Dalam Al-quran, banyak sekali ayat dimana Allah SWT dan Rasul-Nya dan mengeluarkan sebagian harta yang kita miliki, karena memang tidak sempurna iman dan taqwa seseorang sebelum ia rela menafkahkan sebagian dari hartanya. Marilah kita perhatikan firman Allah SWT dalam surat Al-Hadid ayat 7 :


Artinya :"Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah manjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar".


 

Pembinaan semangat berqurban dan upaya menafkahkan sebagian rezeki yang dipersinggahkan Allah SWT kepada masing-masing kita untuk membantu para saudara kita yang sangat membutuhkan akan mempercepat pemerataan hasil-hasil pembangunan di segala bidang. Hal ini tentunya akan mempercepat usaha kita semua dalam memperkecil kesenjangan sosial antara yang mampu dan yang tidak mampu. Dengan demikian kita akan bertambah mantap mempersiapkan diri menyongsong dan memasuki era tinggal landas pembangunan bangsa dan Negara dengan sebaik-baiknya.


 

وقل ربّ اغفرل وارحم وانتم خير الراحمين.


 

الله اكبر (7×) الله اكبر كبيرا والحمدلله كثيراوسبحان الله بكرة واصيلا.

الحد لله الذي لعد الاعيادوكرّر،احمده سبحانه ان خلق وصوّر، واشهد ان لا اله الاّ الله وحده لا شريك له شهادة يثقل بها الميزان فى المحشر، واشهد انّ محمدا رسول الله المبعوث فى الاسواد والاحرم، اللهم فصلّ وسلّم على سيّدنا محمد وعلى اله واصحابه الفائزين بالشرف الفخر،

(امابعد) فبا عبادالله اتّقوا الله فيما امر،وانتهوا عمّا نهى الله عنه وحذّر، واعلموا انّ الله تعالى صلى قلى نبيّه قديما، فقال الله تعالى : انّ الله وملا ئكته يصلّون على النّبي يا ايّها الذين امنو صلّوا عليه وسلّوا تسليما، الهم صلّ وسلّم على سيّدنا محمد خير الخلق صاحب الوجه الانوار، وارض اللهم عن كلّ الصحابة اجمعين، وعن التا بعين ومن تبعهم باحسان الى يوم الدين. اللهم اعزّ الاسلام والمسلمين. واصلح جميع ولاة المسلمين، واهلك الكفرة والمبتجعة والمشركين، ودمّر اعدآء الدين، واعل كلمتك الى يوم الدّين.اللهم اغفرللمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات، الاحياءمنهم والاموات انّك سميع قريب مّجيب الدعوات ياقاضي الحاجات. ربّنا اتنا فى الدنيا حسنت وفى الاخرة حسنة وقنا عذاب النار.

الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر لااله الاّ الله اكبر ولله الحمد.


 


 


 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright Artikel, Skripsi 'N Tesis 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .