TINGKATKAN DISPLIN NASIONAL
Oleh : DR.H.Mohammad Amien Rais
Pada malam hari ini kita bersama memperingati hari besar Islam sehubungan dengan peristiwa bersejarah Isra'Miraj Nabi Muhammad SAW. Menurut catatan tarich, pada tanggal 27 Rajab Tahun Kedua Sebelum Hijrah, Nabi yang kita cintai diperjalankan Allah SWT di waktu malam, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Quds atau Jerusalem, kemudian menghadap kehadirat Allah SWT di Sidratul Muntaha untuk menerima perintah wahyu yang berupa kewajiban menegakan shalat 5 waktu bagi seluruh kaum muslimin.
Setiap tahun kita umat Islam Indonesia memperingati peristiwa yang penuh mu'jizat itu. Peristiwa Isra Mi'raj bukan peristiwa yang bersifat rasional, tetapi juga bukan peristiwa yang irrasional. Akan tetapi peristiwa itu bersifat trans-rasional, berada di luar jangkauan pikiran manusia, sebagai bukti kekuasan Allah SWT. oleh karena itu peristiwa tersebut merupakan batu ujian bagi keimanan kita, da bagi setiap orang beriman tidak ada sikap lain, kecuali mngimani dan meyakini kebenaran peristiwa itu sebagai mujizat atau miracle yang dikaruniakan oleh Tuhan kepada Nabi Muahmmad SAW.
Sangat banyak hikmah yang dapat kita petik dari peristiwa Isra'Mi'raj tersebut. Para ulama sering mengingatkan bahwa salah satu hikmah dibalik peristiwa yang menakjubkan itu adalah dorongan agar umat Islam tidak pernah lelah dalam mengejar ilmu pengetahuan dan teknologi. Alam semesta yang demikian luas digelar oleh al-Khaliq Sang Mha Pencipta agar umat manusia dapat memecahkan berbagai misteri alam untuk membangun kehidupannya yang nyaman lewat ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan kata lain ilmu pengetahuan adalah salah satu kunci untuk mencapai kejayaan di dunia dan diakhirat. Dalam kaitan ini Nabi Muhammad SAW berabda :
من ار ا
"Barang siapa ingin berjaya di duniamaka wajib baginya menguasai ilmu pengetahuan; dan barang siapa ingin menguasai bahagia diakhirat maka wajib baginya menguasai ilmu pengetahuan; dan barang siapa ingin berjaya di dunia dan di akhert maka wajib baginya menguasai ilmu pengetahuan".
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an , surat Al-Mujadilah ayat 11:
"Allah SWT berkenan mengangkat orang-orang beriman di antara kamu dan mereka yang karunia ilmu pengetahuan beberapa derajat (di antas manusia kebanyakan)".
Dalam kehidupan modern kita sekarang, kita semakin menyadari betapa benarnya janji Allah SWT dan Nabi kita itu. Bangsa-bangsa yang berada di depan dalam kemanjuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam kenyataan juga berada didepan dalam bidang industri dan ekonomi serta sangat kuat dalam bidang pertahanan dan keamanan. Sebaliknya bangsa-bangsa yang lemah dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam kenyataan juga menjadi ringkih dan rapuh dalam urusan industri, ekonomi serta pertahanan dan keamanannya.
Para ilmuan peramal masa depan seperti Alvin dan Heidi Toffler, Herman Kahn, John Naisbit, Paul Kennedy dan lain-lain juga memperingatkan kita semua bahwa bagsa yang berhasil mengukir sejarah masa depan adalah mereka yang berada didepan dalam penguasa ilmu pengetahuan dan teknologi. Alvin dan Heidi Toffler bahkan mengatakan bahwa modal atau cpital terpenting bagi pertumbhan ekonomi dimasa depan bukan lagi faktor-faktor produksi konvensional seperti tanah, tenaga kerja dan uang, tetapi modal atu capital terpenting adalah ilmu pengetahuan.
Hanya saja perlu kita camkan temuan Herman Kahn yang mengatakan bahwa dewasa ini kegiatan R&D atau kegiatan penelitian dan pengembangan tingkat internasional telah dimonopoli oleh negara-negara maju . mereka memegang 97,5 % dari seluruh kegiatan R&D dunia, sementara yang 2,5 % dibagi-bagi diantara negara-negara berkembang diantaranya Indonesia. Apa yang dikatakan oleh Herman Kahn itu menunjukan bahwa negara-negara berkembang, termasuk indonesia, masih harus bekerja keras untuk terus menutup ketertinggalannya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kita tidak boleh lupa bahwa bangsa Indonesia, terutamg lapisan kaum terpelajarnya, hanya bisa meraih prestsi bukan saja dibidang ilmu pengetahuan da teknologi, melainkan juga di seluruh bidang kehidupan, baik kita memiliki disiplin tinggi. Berapa tahun lalu, Prof. Abdussalam, seorang sarjana Muslim berkebagnsaan Pakistan yang memenangkan hadiah Nobel di bidang ilmu fisika ketika berceramah di depan kaum terpelajar Korea Selatan di Seoul, ditanya: "Apa yang harus dipersiapkan oleh bngsa Korea agar suatu saat kelak ada salah seorang putera Korea yang berhasil memenagkan hadiah Nobel dalam ilmu pengetahuan ?"Inti jawaban Prof.Salam adalah "tingkatkan disiplin nasional".
Alhamdulillah, sekalipun kita bangsa Indonesia masih tergolong dalam kategori negara berkembang, namun ada tanda-tanda yang cukup kuat bahwa insya Allah SWT kita secara perlahan tetapi pasti akan dapat meninggalkan keterbelakangan itu. Empat bulan lau, putra-putri Indonesia telah sanggup menebarkan pesawat terbang produksi Indonesia N-250 sebagai hadiah ulang tahun emas kemerdekaan Indonesia yang ke 50. tanggal 10 Agustus 1995 akan dicatat dalam sejarah sebagai Hari Teknoliogi Nasional. Makna terpenting dari keberhasilan putra-putri Indonesia itu adalah bahwa kita bangsa Indonesia ternyata mampu mnguasai teknologi tinggi dan semua itu akan berlanjut bila kita juga terus meningkatkan disiplin nasional kita.
Kita mengetahui bahwa intisari pelajaran Isra' Mi'raj adalah perintah mengerjakan shalat lima waktu bagi seluruh kaum Muslimin. Disamping shalat berfungsi sebagai pencegah perbuatan keji dan kemungkaran seperti ditegaskan oleh Al-Qur'an, shalat juga berfungsi untuk meningkatkan disiplin kaum beriman.
Allah SWT berfirman :
....... ..........
"Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiba yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman"(Qur'an 4 : 103)
Selain waktu shalat yang sudah diatur secara pasti dan harus ditaati dengan disiplin tinggi, tatacara dan segenap gerakan shalat, bahkan syarat dan rukun shlat juga harus dipenuhi dengan disiplin tinggipula. Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa ibadah shalat merupkan institusi atau lembaga pendisiplinan bagi orang beriman. Sikap disiplin terhadap Allah SWT Sang Khlaiq secara vertikal dalam ibadah shlat itu harus tercermin menjadi sikap disiplin terhadap sesama manusia secara horizontal. Sebuah kamus mengatakan disiplin adalah a system of rules governing conduct, yakni sistem aturang-aturan yang mengatur tingkah laku kita.
Satu umat atu bangsa yang memiliki disiplin tinggi tentu akan lebih menghargai waktu, lebih menyukai kerja keras dan lebih tangguh dalam menghadapi berbagi tantangan kehidupan. Sebaliknya, satu umat atau bangsa yang tidak memilii disiplin tinggi tentu cenderung menyia-nyiakan waktu, tidak menyukai kerja keras dan lembek dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan. Lebih parah lagi, ketiadaan disiplin pada gilirannya akan melahirkan sikakp mental yang tidak bertanggung jawab pada Tuhan, tidak bertanggung jawab pada masyarakat, tidak bertanggung jawab pada lingkungan, dan bahkan tidak bertanggung jawab pada diri sendiri.
Dua minggu lagi kita akan segera meninggalkan tahun 1995, tahun ulang tahu emas kemerdekan Republik Indonesia yang kita cintai bersama. Dalam nikmat kemerekaan 50 tahun itu bangsa Indonesia, dengan izin Allah SWT , telah mengukir berbagai prestasi besar yang harus kita syukuri bersama. Alhamdulillah kita telah berhasil menterjemahkan Bhineka Tunggal Ika menjadi kenyataan kenyataan hidup yang semakin kokoh. Stabilitas politik pun trsa makin mantap. Pertumbuhan ekonomi kita termasuk yang paling baik dimuka bumi. Kemampuan untuk berswadaya dan bersewasembada dibidang pngan juga makin membaik. Kesehatan rata-rata bangsa, tidak diragukan lagi, juga semakin baik dengan life expenctancy atau harapan hidup yang maki panjang. Adaptasi dan antisipasi bangsa Indonesia pada teknologi tinggi juga cepat dan sigap. Citra internasional Indonesia, tidak ada kata yang lebih pantas kita ucapkan untuk mensyukuri prestasi-prestasi besar bangsa kita itu, kecuali alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji hanya untuk Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam.
Namun demikian ada dua pekerjaan besar kita yang masih harus kita selesaikan dengan bijakan dan sungguh-sungguh, yaitu pertama, mengatasi kesenjangan sosial yang cukup lebar antara masyarakat papan atas dan masyarakat papan bawah, agar sila kelima Pancasila, yakni Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dapat terselenggara dengan baik. Menegakan keadilan sosial merupakan perintah Tuhan juga. Bahkan yang pertama diperintahkan oleh Allah SWT adalah menegakan keadilan dan kebijakan seperti ditegaskan dalam Al Qur'an 16:90:
........ .
"Sesungguhnya Allah SWT menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan".
Allah SWT juga memuji orang-orang yang berpegangan teguh pada kebenaran dan dengan kebenaran itu mereka menegakan keadilan, sebagaimana firman Nya dalam Al Qur'an 7:181:
"Dan diantra orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu pla mereka menjalankan keadilan".
Masalah kedua adalah kecenderungan kelangkaan kejujuran yang pada gilirannya menumbuhkan sikap mental yang koruptif. Mudah kita pahami bahwa korupsi dapat tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sebagai buah dari ketidakjujuran. Padahal ajaran dalam shalat, selain untuk menegakan disiplin tinggi dalam arti luas juga berisi ajaran untuk menegakan kejujuran. Oleh karena itu shlat pada hakekatnya juga berfungsi memerangi ketidakjujuran. Dus, shalat berperan untuk memerangi korupsi.
Seorang hamba Allah SWT yang sehari-semalam menjalankan shalat lima kali, pada hakekatnya menghadap dan bermunajat pada Allah SWT selama lima kali pula. Sulit kita bayangkan disela-sela shalat yang aia tegakkan, seorang hamba Allah SWT dapat melakukan tindak korupsi yang merugikan masyarakatnya, bangsnya dan negaranya. Karena itu, bila shalat benar-benar ditegakan dengan disiplin tinggi, maka insya Allah SWT ibadah shalat akan dpat efektif memberantas sika mental yang koruptif.
Perkenankanlah pada bagian akhir uraian singkat saya ini, saya mengimbau masyarakat luas untuk memperhatikan pekembangan yang sedikit memperhatikan perkembangan yang sedikit memprihatinkan kita semua, yakni adanya kegaduhan dan letupan massa yang dipicu unsur SARA. Negara kita yang berupa negara kepulauan dengan balasan ribu pulau, bangsa kita yang majemuk dari segi etnis, ras, bahasa, dan agama, tentu sedikit banyak rawan dan rentan terhadap berbagai isyu sara, beberapa peristiwa di beberapa daerah akhir- akhir ini telah membuktikan itu.
Bila kita perhatikan banyak negara bangsa yang bersifat multi-etnik, multi-bangsa, multi-agama,dan multi-tradisi di muka bumi sekarang telah mengalami disintegrasi atau sedang di landa kemelut disintegratif, karena bangsa tersebut terjebak dalam konflik agama, konflik kesukuan atau konflik rasial. Beberepa negara di Eropa, Timur Tengah, Asia Selatan bahkan di beberapa bagian Amerika Utara adalah sebagaian contoh negara-negara yang dihadapkan pada masalah-masalah pelik gara-gara isyu SARA yang cenderung lepas kendali.
Hasil-hasil pembangunan nasional yang telah kita capai dengan susah payah sampai sekarang ini bisa mandek bahkan mengalami kemunduran bila kita semua tidak pandai menahan diri dari letupan-letupan yang diakibatkan oleh masalah yang bersumber pada SARA tersebut. Saya yakin bahwa mereka yang tidak suka pada Republik kita, selalu berusaha menggoyangkan Republik dengan menimbulkan isyu-isyu SARA secara tidak bertanggung jawab.
Oleh karena itulah kita semua perlu meyakini bahwa hanya dengan disiplin mengendalikan diri, insya Allah kita dapat mengatasi merebaknya persoalan-persoalan yang dipicu oleh perbedaan dan pertentangan SARA. Dengan disiplin, sekali lagi disiplin, sebagaimana diajarkan oleh ibadah shalat itu, insya Allah kita akan memiliki benteng yang tangguh guna mengatasi berbagai permasalahan yang dimasa sekarang dan dimasa depan mungkin muncul yang bersumber pada isyu SARA.
Akhkirnya marilah kita sadarkan semua harapan kita kepada Allah Yang Maha Esa, agar bangsa Indonesia dapat meniti liku-liku perjuangan dalam mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang diridhoi-Nya.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
0 komentar:
Posting Komentar