Jumat, 28 Oktober 2011

Dengan Semangat Berkurban Kita Tanggulangi Kemiskinan

DENGAN SEMANGAT BERQURBAN

KITA TANGGULANGI KEMISKINAN


 

Oleh :

Drs. H.M. Kafrawi Ridwan MA


 

Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia.

Pada ahri yang berbahagia ini tanggal 10 Dzulhijjah yang disebut Hari Raya Qurban (Idul Adha), segenap kaum muslimin dan muslimat di manapun mereka berada di muka bumi ini baik yang berkulit putih, hitam, kuning, maupun sawo matang mereka semua dari lubuk hati yang paling dalam dengan lafaz yang sama mengumandangkan talbiyah, takbir, tahlil dan tahmid memuja dan memuji keagungan Allah SWT, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd. Namun hari ini kita rasanya masih tetap wajib prihatin dan menundukkan kepala mengingat masih banyak saudara-saudara kita seiman yang dilanda derita dan nestapa. Sungguh malang nasib saudara-saudara kita kaum muslimin dan muslimat di Bosnia-Herzegovina, di Israel, di berbagai kawasan daratan Asia, dan Afrika serta di berbagai daerah bekas Uni Sovyet, mereka bertakbir dan beribadah di bawah desing peluru dan mortar, di tengah-tengah gelimang darah dan bayang-bayang terror, perkosaan, siksaan, dan kematian. Mereka sebenarnya ingin menjalankan shalad Ied dengan khusuk dan damai, harus sembunyi-sembunyi karena setiap saat diintai keganasan maut yang siap merenggut jiwa dan raga mereka. Disatu pihak itulah ironi dunia barat modern yang mendengung-dengungkan hak asasi manusia, kebersamaan, perikemanusiaan, dan demokrasi namun mereka tidak mampu berlaku adil terhadap mereka yang berbeda etnis, kulit, uman dan pandangan hidup. Namun dilain pihak derita umat Islam itu juga akibat rapuh dan langkanya kerukunan pemimpin-pemimpin Islam diberbagai kawasan..


 

Allau Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akber Walillahil Hamd.

Hari ini saudara-saudara kita kaum muslimin yang menunaikan ibadah haji sedang berada di Mina sesudah kemarin Wukuf di Padang Arafah yang merupakan peristiwa puncak dalam ibadah haji. Mereka semua berpakaina sama. Sebagai lambang persamaan umat manusia apapun bangsa dan profesinya. Derajat ketaqwaanlah yang membedakan mereka disisi Allah SWT.


 

Nabi Bersabda :

AAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRAb


 

Kita bangsa Indonesia patut bersyukur bahwa jumlah jamaah haji kita dari tahun ke tahun terus bertambah. Demikian pula pelayanan pemerintah baik di tanah air maupun di Saudi Arabia terus ditingkatkan. Sesuai dengan amanat GBHN, pemerintah memberikan perhatian khusus dan kemudahan-kemudahan dalam menunaikan ibadah Haji. Bimbingan ibadah, sarana dan fasilitas terus disempurnakan.


 

Sedang kerajaan Saudi Arabia sebagai Khadimul Haramain (pelayan dua tempat suci) tidak henti-hentinya memperluas, memperbaiki, dan memperindah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Akomodasi, fasilitas, transport, dan air selalu ditambah termasuk di Arafah dan Mina.


 

Dengan memperhatikan masalah perhajian di tanah air dari tahun ke tahun, kita melihat perkembangan perhajian yang cukup menarik yaitu disamping jumlah yang selalu bertambah, kualitas jamaah pun semakin meningkat. Sebab strata sosial jamaah dari tahun ke tahun pun meningkat dan meluas baik secara horizontal maupun vertical. Jamaah haji kita bukan hanya terdiri dari para petani, orang-orang desa, pedagang dan orang-orang tua saja, tetapi minat pergi haji pada dasawarsa terakhir ini telah merambah pada orang-orang kota, para remaja/pemuda, pengusaha-pengusaha menengah ke atas, para bankir, pegawai negeri, pribadi-pribadi para pejabat pusat dan daerah baik sipil maupun ABRI dan kepolisian, para cendikiawan, tokoh-tokoh parpol dan Golkar, bahkan para artis dan seniman.


 

Fenomena tersebut di atas dapat anggap sebagai indikator maningkatnya istita'ah atau kemampuan material kaum muslimin bangsa Indonesia berkat keberhasilan pembangunan kita dalam bidang ekonomi. Sebab tanpa istita'ah maliyah mereka belum wajib naik haji. Disamping berkat keberhasilan pembanguan di bidang ekonomi, kenyataan ini juga merupakan salah satu bukti makin mantapnya kesadaran, penghayatan dan rasa nikmat beragama dalam masyarakat kita. Mereka baik secara pribadi maupun kelompok lebih berani berterus terang mengaktualisasikan keimanannya tanpa kendala-kendala psikologis dan politis seperti takut dicurigai ekstrem kanan, fundamentalis, maupunj fanatic. Iklim ini juga tentunya berkat telah diterimanya Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kita berbangsa dan bernegara.


 

Selama ini kita sering mendengar dan membaca berbagai pengalaman rohani tokoh-tokoh dari berbagai kalangan dan profesi. Dari sekian banyak pengalaman rohani itu, ternyata ibadah umrah dan lebih-lebih Haji memberikan dampak rohani yang sangat dalam yang mampu mengubah jalan hidup seseorang. Tidak sedikit, memang tidak semua, sepulang dari ibadah Umrah dan Haji mereka menjadi manusia-manusia baru. Mereka menjadi lebih rajin mengaji, lebih tekun beribadah, lebih memperhatikan keluarga, bekerja keras, suka beramal, jujur, merakyat, lebih cinta tanah air dan lebih mampu mengendalikan diri dan kemauannya. Inilah mungkin yang disebut dengan haji mabrur.


 

Nabi bersabda:


 

"Surga adalah balasan bagi mereka yang mendapat haji mabrur"

Apabila dampat batiniyah seperti tersebut di atas dapat dilestarikan oleh para Haji dan Hajjah kita dari tahun ke tahun jumlahnya terus bertambah serta tersebar dalam berbagai lingkungan kerja, profesi dan kegiatan, kita yakin mereka akan menjadi modal sumberdaya manusia dan kekuatan moral yang tidak ternilai harganya sebagai partisipasi umat Islam dalam menunjang keberhasilan pembangunan. Sebab pada hakekatnya para Haji adalah tokoh-tokoh panutan dalam lingkungan mereka masing-masing.


 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd.

Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia. Hari ini setelah selesai Solat Ied sampai nanti tanggal 13 Dzulhijjah yang disebut "Ayyamut Tasyrik" kita akan melakukan penyembelihan hewan Qurban berupa kambing, domba, sapid an kerbau yang dagingnya dibagi-bagikan kepada fakir miskin. Berbagai hikmah dari ibadah Qurban dapat digali antara lain perhatian Islam terhadap pentingnya gizi sebagai syarat membina kualitas kesehatan dan kecerdasan umat, terutama anak-anak kita. Oleh karena itu tidak berlebihan apabila usaha-usaha peternakan di lingkungan umat dianjurkan untuk lebih digalakkan agar mereka mampu berqurban. Bukankah Nabi sendiri seorang peternak?. Namun hikmah dan tujuan Qurban bukanlah sekedar memberikan sekerat daging kepada fakir miskin yang pasti akan habis disantap hari itu. Tetapi jauh dan lebih strategis dari itu, ibadah Qurban harus mampu memanifestasikan secara utuh dimensi ibadat, dimensi moral dan dimensi sosial, bagi setiap kaum muslimin. Yaitu meningkatkan ketaqwaan, menanamkan kepedulian dan solidaritas sosial dengan amalan nyata pada setiap kita yang telah menikmati hasil-hasil pembangunan untuk mengangkat saudara-saudara kita yang belum beruntung yaitu para dhuafa, fiqara dan masakin agar hidup lebih layak dan sejahtera.

Nabi bersabda:


 

Arabbbbb…..


 

"Barang siapa yang tidak peduli terhadap problema umat adalah bukan pengikutku".


 

Allah SWT berfirman:


 

Arrrraaaabbbbb…………


 

"Daging-daging yang diqurbankan itu sekali-sekali tidak dapat mencapai keridhaan Allah SWT dan tidak pula darahnya, tapi taqwa dari pada kamulah yang mencapainya".


 

Memberikan qurban adalah sebagian dari iman dan taqwa.

Nabi bersabda:


 

Aaarrrraaaabbb…….

"Barang siapa mempunyai kemampuan untuk berqurban, tetapi tidak mau berqurban, maka janganlah ia mendekati masjidku".


 

Kesediaan menyembelih qurban yang berbentuk binatang melambangkan tekad kita untuk mengendalikan nafsu-nafsu hayawaniyah yang ada pada diri kita seperti sifat serakah, egois dan sewenang-wenang digantikan dengan sifat-sifat Ilahiyah seperti adil dan kasih sayang terhadap para dhuafa, fuqara dan masakin.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd.

Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia. Kita bangsa Indonesia wajib bersyukur bahwa prinsip kepedulian terhadap fakir miskin ini secara nasional telah lebih ditegaskan oleh Bapak Presiden 45 hari yang lalu. Yaitu dengan dicanangkannya gerakan mengentaskan para fakir miskin sebagai kelanjutan dan peningkatan usaha-usaha pembangunan yang telah kita mulai sejak PELITA Pertama 24 tahun yang lalu. Dalam hubungan ini Al-Qur'an mengajarkan bahwa mereka tidak peduli terhadap nasib para fakir miskin dinilai sebagai mendustakan dan melecehkan agama.

Aaarrrraaaabbbb…….


 

"Tahukah engkau mereka yang digolongkan mendustakan agama. Pertama mereka yang menterlantarkan nasib dan hak anak-anak yatim. Dan kedua mereka yang tidak peduli akan nasib si miskin".


 

Bahkan kita yang pada setiap malam bisa tidur nyenyak karena cukup makan, dianggap bukan pemeluk agama yang baik selama dikelilingi kita masih terdapat seudara-saudara kita yang tidak bisa tidur karena kelaparan.

Di dalam Al-Qur'an terdapat tidak kurang 54 ayat yang menekankan pentingnya mengentaskan para fakir miskin. Sebab pada hakeketnya kemiskinan dan kefakiran adalah fenomena ikhtiyari yang dapat diubah dan disembuhkan. Bahkan menurut Sayidina Ali kefakiran harus diperangi.

Beliau berkata :        ARABBBBB


 

"Andaikata kefaqiran itu terwujud manusia pasti ku bunuh dia".


 

Prinsip achievement oriented sangat dibutuhkan oleh Al-Qur'an. Bahwa manusia disunia ini dinilai sesuai dengan hasil usahanya.

Allah SWT berfirman:

Aarrraaaabbb……

"Manusia akan menerima balasan dengan hasil usahanya".

Kebahagian di hari akhirat nantipun tergantung seberapa jauh kita mampu berbuat dan beramal di dunia ini.

Aaarrraaabbb…

"Tangan diatas lebih utama dari tangan dibawah".

Keutamaan-keutamaan tersebut bisa dalam bentuk membayar zakat, sadaqah, infaq atau kebajikan-kegajikan lain. Dengan disyari'atkan zakat sebagai salah satu rukun Islam, harus dipahami bahwa setiap muslim dalam upaya menyempurnakan keislamannya wajib bekerja keras dan hemat sehingga memiliki harta kekayaan sehingga dia berkesempatan dan mampu mnyempurnakan keimanan dan keislamannya dengan cara membayar zakat.

Hukum zakat adalah wajib. Memiliki kekayaan merupakan syarat untuk melaksanakan kewajiban. Maka berusaha untuk memiliki kekayaan yang sah dan halal adalah wajib pula hukumnya.

Dalam Al-Qur'an tidak kurang dari 82 ayat yang mendorong umat Islam untuk membayar zakat maupun bentuk-bentuk kebajikan yang lain seperti infak dan sedekah dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT, sebagai cermin keluhuran budi maupun sebagai tanggung jawab sosial. Sehingga dengan demikian rejeki Allah SWT itu dapat dinikmati secara merata tidak hanya menjadi monopoli atau hanya beredar diantara mereka yang kaya saja.

Allah SWT berfirman:

Aaarrraaabbb…

"Hendaknya harta itu jangan hanya beredar dikalangan orang-orang kaya saja diantara kamu".


 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd.

    Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia. Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan: "Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara". Sedang Garis Besar Haluan Negara 1993 yang telah menetapkan keimanan dan ketaqwaan sebagai salah satu asasnya menegaskan, pembangunan nasional bertujuan menumbuhkan kemandirian dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan kesejahteraan lahir batin yang lebih selaras, adil dan merata.

    Oleh karena usaha mengentaskan kemiskinan merupakan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan GBHN dan perintah setiap agama, maka gerakan, tekad dan ajakan Presiden Soeharto ini harus didukung secara tulus dan jujur oleh seluruh bangsa Indonesia:

  1. Para cendikiawan harus mampu menemukan model-model, alternatif dan strategi yang tepat sesuai dengan profesi dan keahlian masing-masing.
  2. Para aghniya' (pengusaha dan orang kaya) harus bersedia mengorbankan hartanya. Sebab harta adalah amanah/titipan Allah SWT. Pada setiap harta yang setiap kita miliki didalamnya ada hak orang miskin. Nanti dihari kiamat setiap orang akan diminta pertanggung jawaban dari mana dan dengan cara apa harta itu didapat. Kemudian untuk apa harta itu dipergunakan. Karena jerih payah orang miskin pulalah harta itu bisa terkumpul. Maka sudah seharusnya para pemilik harta itu berusaha mengangkat dan membimbing mereka untuk lebih mandiri dengan modal dan bimbingan.
  3. Para ulama, mubalig dan zuama' hendaknya dapat memberikan motivasi yang seimbang antara kepentingan duniawi and ukhrawi. Kia harus bersyukur bahwa pendahulu-pendahulu kita yaitu para wali, mubalig dan kiai telah berhasil mewariskan Islam sebagai agama yang dianut bagian terbesar bangsa kita. Oleh karena itu hampir dapat dipastikan bahwa 27 juta orang bangsa kita yang masih hidup dibawah garis kemiskinan itu sebagian adalah umat Islam. Tugas kiat sekaang adalah bersama-sama pemerintah meningkatkan kualitas umat Islam dalam semua aspek kehidupan. Lembaga-lembaga keagamaan seperti masjid-masjid, pondok-pondi\ok pesantren, madarasah-madrasah dan majlis taklim harus lebih kita tingkatkan fungsinya tidak saja sebagai lembaga pendalaman iman dan taqwa. Tetapi harus diperankan pula sebagai wahana dan lembaga untuk meningkatkan mutu anak-anak didik dan jamaah agar mampu ikut menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai prasyarat partisipasi dan bersaing dalam kehidupan masyarakat industri yang akan kita wujudkan dalam pembangunan jangka panjang tahap kedua nanti.
  4. Dukungan para fakir miskin sendiri dalam usaha mengentaskan kemiskinan ini sangat menentukan. Mereka harus pantang menyerah dalam usaha yang disertai do'a. harus dikembangkan fastaqul khaerat (berlomba-lomba dalam kebajikan). Kemiskinan harus diyakini bukan sebagai taqdir. Kemiskinan harus diubah bahkan harus diperangi dengan bekerja keras jujur dan hemat sebab Allah SWT tidak akan merubah suatu kaum itu sendiri tidak berusaha merubahnya.

Allah SWT berfirman:


 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd.

Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia. Berikut ini akan dinukilkan salah satu contoh bagaimana Rasulullah mengentaskan kemiskinan. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu daud, Tirmizi dan Nasai:

Aaarrraaabbb…


 

Pada suatu hari seorang badui/desa datang kepada Nabi SAW, meminta makanan. Kemudian Nabi bertanya "barang apa yang kamu miliki dirumah?". Di rumahku ada bejana besar yang kami pakai makan, minum dan nyuci. Dan sebuah hambal yang sebagian kami pakai sebagai tikar dan sebagian kami jadikan sebagai selimut" jawab badui itu polos, "dan selain dua barang itu tidak ada lagi yaa Rasulullah". "Bawalah kemari kedua-duanya" perintah Nabi. Lalu badui itu pergi mengambilnya kemudian diserahkan kepada Nabi. Kemudian Nabi menerimanya, lalu mengangkatnya seraya menawarkannya kepada majlis.

"Siapakah diantara kamu yang mau membelinya?" seru Nabi menawarkan. "Saya mau dengan harga satu dirham" kaat seorang laki-laki lain. Kemudian Nabi menyerahkan barang itu dan menerima bayarannya. Kemudian uang itu diserahkan Nabi kepada badui miskin tersebut, seraya bersabda: "satu dirham belikan makanan untuk keluargamu dan satu dirham lainnya belikan kapak itu kepadaku" perintah Nabi. Beberapa saat kemudian badui miskin itu datang kepada Nabi membawa kapak. Lalu Nabi mengambil sepotang kayu dan langsung membelahnya untuk memberikan contih kepada badui tersebut.

Selanjutnya Nabi bersabda: " Dengan kapak ini pergilah engkau mencari kayu untuk dijual. Aku tidak ingin melihat kamu selama lima belas hari".

Maka selama lima belas hari, Badui miskin itu datang kepada Nabi dengan pakaian yang lebih bagus dan menenteng makanan yang cukup banyak. Dengan wajah berseri Nabi bersabda: "bekerja semacam itu lebih baik bagimu dari pada meminta-minta. Yang kadang-kadang engkau diberi dan tidak jarang engkau diusir".


 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd.

Marilah kita akhiri khutbah ini dengan munajat, bermohon dan berdo'a kehadirat Allah SWT, Dzat Yang Maha Pemurah Dan Maha Pengasih.

Aaarrraaabbb…..


 

Yaa Allah SWT, Yang Maha Luas Ampunan-Nya, ampunilah dosa-dosa dan kesalahan kami. Dosa-dosa kesalahan orang tua kami. Dosa-dosa dan kesalahan pemimpin-pemimpin kami. Tunjukkanlah kepada mereka jalan yang Engkau ridhoi. Yaitu jalan mereka yang Engkau beri nikmat bukan jalan mereka yang Engkau murkai.

Yaa Allah SWT, Tuhan Yang Maha Rahman, anugerahkanlah kepada bapak H.M Soeharto presiden kami, dan bapak H Tri Sutrisno wakil presiden kami beserta keluarganya: kesehatan, kekuatan iman, kesabaran dan kearifan dalam memimpin bangsa kami, sehingga hasil-hasil pembangunan terus meningkat dan dapat dinikmati oleh bangsa kami secara adil dan merata terutama mereka yang papa dan miskin.

Yaa Allah SWT,Yang Maha Bijaksana berikanlah kepada bangsa Indonesia: ketabahan, kearifan dan kekuatan dalam memikul tugas dan amanahMu sebagai khalifah dimuka bumi untuk kami makmurkan dan kami pelihara agar terhindar dari kerusakan dan bencana.

Yaa Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kaya lagi pemurah berikanlah kepada kami rizki yang murah dan halal serta ilmu yang bermanfaat. Berkatilah Negara dan rakyat kami yang akan memasuki jangka panjang kedua yang berasaskan keimanan dan ketakwaan. Jadikanlah kami banmgsa yang pandai menikmati nikmatMu agar kami terhindar dari bencana dan malapetaka.

Yaa Allah SWT kabulkanlah do'a kami. Amin.


 

Aaarrraaabbb…..


 

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright Artikel, Skripsi 'N Tesis 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .